|
Rio Beni Arya
Jadi…kenapa sebenarnya Google tidak membuat sebuah
teknologi PC (Personnal Computer) atau membuat sebuah Operating System
untuk sebuah PC atau Laptop? Saya bertanya tentang itu kepada seorang
rekan saya yang kebetulan dulu pernah bekerja di Nokia. Saat dia masih
di negara asalnya, China.
Mengetahui fakta bahwa rekan saya ini dulunya pernah
bekerja di NOKIA, pembicaraan kami sepanjang jalanan dari Balikpapan
menuju Kutai Kartanegara pagi itu diwarnai dengan diskusi ngalor ngidul,
dimulai dari kenapa NOKIA tidak memasang Android pada Operating
Systemnya, kenapa malah Windows Mobile? Lalu cerita tentang kebangkrutan
NOKIA, lalu menyambar pada cerita tentang raksasa teknologi Google.
Banyak hal menarik yang dia ceritakan mengenai Google,
tetapi satu hal mengenai pertanyaan saya di atas tadilah yang kemudian
menjadi tema menarik kami sepanjang perjalanan.
Kenapa Google tidak membuat Operating System sendiri untuk
sebuah PC atau LAPTOP, atau kenapa malah Google tidak merambah bisnis
PC?
Lalu rekan saya ini menjelaskan dalam bahasa inggris yang
pekat dengan logat China-nya. Ini saya baru tahu sekarang. Menurut dia,
ada dua pendekatan besar dalam dunia teknologi komputer.
Pendekatan pertama, adalah golongan yang percaya bahwa
trend di masa depan adalah personal computer. Maksudnya, di masa depan,
sebuah komputer haruslah menjadi semakin canggih, semakin complicated,
dan mempunyai resource atau kemampuan perangkat yang semakin hebat. Apa
sebab, sebabnya adalah sebuah aplikasi akan semakin canggih dan untuk
menjalankannya butuh resource dan kemampuan dahsyat. Pada golongan
inilah berada IBM dan kawan-kawannya.
Pada sisi yang berseberangan, adalah ORACLE. Yang
berpendapat bahwa bukan sebuah PC yang harus menjadi semakin kompleks,
melainkan sebuah server. Server, haruslah sangat digdaya, sedangkan
sebuah PC atau LAPTOP hanya menjadi corong input dan display dari data
yang diolah server. Tetapi, sebuah PC itu bisa tersambung ke server.
Tak ingin berpanjang lebar menceritakan tentang teknologi
yang saya sendiri tak paham benar, tetapi ide itulah yang ternyata
kemudian dipakai oleh Google.
Google tak membuat PC, juga tak terlalu getol membuat
operating system, karena Google percaya, bahwa trend masa mendatang
adalah CLOUD COMPUTING, dimana orang-orang akan semakin tergantung
kepada server.
Sederhananya, seseorang hanya butuh komputer atau perangkat
dengan kemampuan kelas medium, asalkan bisa input data, dan bisa
display, dan ini yang paling penting “Terhubung dengan internet”.
Maka kita cobalah lihat semua produk Google. Ada Google
maps. Google satelite. Google sky. Street view. Dan segala macam produk
Google lainnya kesemuanya bisa dijalankan pada komputer kelas menengah,
atau rendah, asalkan punya network yang kencang. Dan Google membuat
browser hebat untuk menjadi corong display dan inputnya, yaitu Chrome.
Coba kita bayangkan, seandainya, semua kemampuan google
maps, semua bank data Google maps, semua kecanggihan grafik Google maps
itu harus disimpan pada sebuah PC, kita butuh PC seberapa dahsyat? PC
kelas rendah sampai menengah tak akan sanggup menjalankan aplikasi itu.
Tetapi, karena segala perhitungan dan algoritma google maps dijalankan
oleh server, dan PC hanya menjadi display saja lewat browser, maka
aplikasi yang sejatinya begitu kompleks itu terasa sangat ringan. Bahkan
handphone bisa membukanya. Sekali lagi, hanya jika kita punya koneksi
internet yang cepat dan stabil.
Wah, ini hal yang sangat menarik dan membuka mata saya.
Saya mengucapkan terimakasih kepada rekan saya itu. Lalu tiba-tiba saya
terfikir tentang sesuatu.
“You know what,” Saya sampaikan padanya, bahwa saya
teringat tentang sebuah wejangan yang hampir analog dengan cerita dia
barusan.
Sepertinya, saya tahu bagaimana mengaplikasikan strategi Google dalam kehidupan sehari-hari.
Rekan saya itu tertarik dan bertanya, bagaimana caranya?
Saya katakan padanya. Kita ini, setiap hari berhadapan
dengan berbagai macam masalah dan perhitungan yang sangat kompleks.
Masalah pekerjaan. Masalah rumah tangga. Masalah ekonomi. Dan segala
macam masalah.
Dan pendekatan kita dalam mengatasi masalah itu selama ini adalah seperti golongan IBM yang merasa harus mengatasi segala masalahnya sendiri.
Akibatnya, kita harus memiliki PC yang demikian kompleks.
Kita membebani diri kita sendiri. Sedangkan, hampir kita bisa katakan
bahwa mungkin lebih dari sembilan puluh sembilan persen kejadian di
dalam hidup ini tak bisa kita kontrol sama sekali, dan setiap kejadian
akan berkelindan dengan kejadian lainnya yang saling mempengaruhi dalam
hidup ini.
Jika kita ingin menghadapi semua masalah dengan perhitungan
kita sendiri, maka kita bisa gila dan depresi. Apa pasal?
Perhitungannya luar biasa kompleks.
Maka sebaiknya, kita tiru google. Sebenarnya kita hanya
perlu kemampuan input data, dan kemampuan untuk display saja.
Selebihnya, biarkan kalkulasinya dijalankan oleh server. Yang Maha
Kuasa. Maka hidup kita akan menjadi lebih ringan.
Saya jadi teringat kembali dengan salah satu kutipan bijak
dari aforisma Al-Hikam. “istirahatkan dirimu dari tadbir” kata Sang
Bijak Ibnu Athoillah.
Apa itu tadbir? Tadbir adalah memastikan hasil usaha.
Menghitung-hitung seandainya saya melakukan aksi begini, maka hasilnya
PASTI begini.
Just do your part. Input datanya. Dan selebihnya biarkan
Sang Maha Server –meski kita tahu tak ada umpama bisa menjelaskannya–
yang mengaturnya.
Satu hal saja yang harus kita benar-benar jaga, yaitu
“network”, koneksi yang sangat kencang dan stabil pada Sang Maha Server.
Dzikrullah.....Semoga bermamfaat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar