.: Ayo Hujan-hujanan :.
Oleh : Budi Ashari Lc.
Saya mengajak siapapun. Pasti yang paling senang anak-anak kita. Ayo nak, hujan-hujanan....
Karena ini bukan sekadar sebuah kesenangan bermain dengan
rintik dari langit yang memang sangat menyenangkan. Juga bukan sekadar
penelitian ilmiah tentang manfaat hujan, yang baru hangat dibahas
hari-hari ini.
Hal ‘sepele’ ini perlu dibahas karena anak-anak pasti
senang hujan-hujanan. Sementara para orangtua hari ini cenderung
berkata: jangan, nanti sakit, nanti masuk angin, nanti demam, nanti
pilek, dst...
Apakah itu konsep parenting yang benar?
Dengarkan kisah Anas bin Malik radhiallahu anhu berikut ini:
قَالَ أَنَسٌ: أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ، حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ،
فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ:
«لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى»
Anas berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam kehujanan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyingkap
pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya: Ya Rasulullah, mengapa
kau lakukan ini?
Beliau menjawab, “Karena ia baru saja datang dari Tuhannya ta’ala.” (HR. Muslim)
An Nawawi menjelaskan hadits ini,
“Maknanya bahwa hujan adalah rahmat, ia baru saja
diciptakan Allah ta’ala. Maka kita ambil keberkahannya. Hadits ini juga
menjadi dalil bagi pernyataan sahabat-sahabat kami bahwa dianjurkan saat
hujan pertama untuk menyingkap –yang bukan aurat-, agar terkena hujan.”
(Al Minhaj)
Ibnu Rajab dalam Fathul Bari menyebutkan bahwa para sahabat
Nabi pun sengaja hujan-hujanan seperti Utsman bin Affan. Demikian juga
Abdullah bin Abbas, jika hujan turun dia berkata: Wahai Ikrimah
keluarkan pelana, keluarkan ini, keluarkan itu agar terkena hujan. Ibnu
Rajab juga menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib jika sedang hujan,
keluar untuk hujan-hujanan. Jika hujan mengenai kepalanya yang gundul
itu, dia mengusapkan ke seluruh kepala, wajah dan badan kemudian
berkata: Keberkahan turun dari langit yang belum tersentuh tangan juga
bejana.
Abul Abbas Al Qurthubi juga menjelaskan,
“Ini yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
untuk mencari keberkahan dengan hujan dan mencari obat. Karena Allah
ta’ala telah menamainya rahmat, diberkahi, suci, sebab kehidupan dan
menjauhkan dari hukuman. Diambil dari hadits: penghormatan terhadap
hujan dan tidak boleh merendahkannya.” (Al Mufhim)
Bahkan para ulama; Al Bukhari dalam Shahihnya dan Al Adab
Al Mufrod, Muslim dalam Shahihnya, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya,
Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro.
Semuanya menuliskan bab khusus dalam kitab-kitab hadits mereka tentang
anjuran hujan-hujanan.
Apa masih ada yang sangsi?
Bahwa hujan-hujanan dianjurkan...
Mengapa kita menuduh hujan yang berkah sebagai sumber malapetaka??
Kita sebagai orangtua tentu bisa mengamati kebugaran anak
kita hari itu. Saat hujan turun. Kalau mereka tidak terlalu bugar kita
bisa melarangnya. Tetapi kalau mereka sedang sehat dan bugar, mengapa
kita larang. Tak usah khawatir. Hujan adalah keberkahan. Adalah
kesucian. Hujan adalah pengirim ketenangan. Hujan bahkan penghilang
kotornya gangguan syetan.
Selesai hujan-hujanan, silakan disuruh mandi, mengguyur
kepalanya, minum madu, habbatus sauda’ dan lainnya. Agar kekhawatiran
itu pergi. Dan keberkahan lah yang telah mengguyur kepala dan sekujur
badan mereka.
Sudah siap?
Ayo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar